Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Koalisi Bombardir Pabrik Bom Mobil IS

MI/HAUFAN HASYIM SALENGKE
05/6/2015 00:00
Koalisi Bombardir Pabrik Bom Mobil IS
(AFP/KARAM AL-MASRI)
PASUKAN koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) membombardir salah satu pabrik bom mobil terbesar di Kota Hawijah, Irak, yang dikendalikan oleh Islamic State (IS) hingga rata dengan tanah.

Ledakan yang disebabkan oleh serangan dan dentum-an dari suara material yang meledak terdengar sejauh Kirkuk, kota yang berjarak 55 kilometer dari pabrik bom mobil itu.

Meski sudah dibombardir secara masif, IS malah meraih kemajuan, seperti mengambil alih Kota Palmyra di Suriah dan Ramadi di Irak beberapa waktu lalu.

Seorang kolonel Irak mengatakan fasilitas yang dibombardir di Hawijay itu berisi tank, Humvee, dan bahan peledak dalam jumlah besar. Fasilitas itu merupakan pabrik terbesar di Irak dan Suriah.

Mohammed Khalil al-Juburi, wakil kepala komite keamanan Provinsi Kirkuk, mengonfirmasi detail serangan yang terjadi pada Rabu (4/6) pagi itu.

Kedua sumber itu mengklaim sejumlah besar gerilyawan IS dan warga sipil tewas dan terluka dalam serangan tersebut.

Merujuk kepada laporan Al Jazeera, puluhan orang dilaporkan tewas dalam serangan itu. Sejumlah sumber mengatakan bahwa warga sipil termasuk di antara sedikitnya 70 orang yang tewas.

Menurut daftar serangan udara yang dirilis koalisi selama 24 jam, setidaknya pasukan pimpinan AS melancarkan 18 serangan udara dengan target IS di 10 kota di Irak sejak Selasa (2/6) dan empat serangan di Suriah.

Kota-kota di Irak yang termasuk target tersebut adalah Ramadi (baru-baru ini dikontrol IS), Sinjar, Tal Afar, Baiji, Kirkuk, Mosul, dan Fallujah. Sementara serangan udara di Suriah menghancurkan enam posisi tempur IS dekat Hasakah dan kendaraan lapis baja serta unit taktis di dekat Deir Az Zor.

10 ribu terbunuh

Wakil Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan kepada radio France Inter bahwa 10 ribu milisi IS telah tewas sejak AS dan koalisi melancarkan kampanye serangan udara dalam 10 bulan terakhir di Irak dan Suriah.

"Kami telah melihat banyak kerugian di dalam Daesh (IS) sejak kampanye ini dimulai, lebih dari 10.000 milisi mereka tewas," kata Blinken.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam kapasitas mewakili Menlu John Kerry pada pertemuan di Paris, Prancis, yang dihadiri negara-negara anggota koalisi.

Pada pertemuan yang berakhir pada Selasa itu, kekuatan Barat dan anggota lain dari 60 negara yang tergabung dalam koalisi berjanji memberi lebih banyak dukungan untuk Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi.

Al-Abadi menegaskan kembali bangkitnya IS dalam beberapa waktu belakangan merupakan pertanda 'kegagalan' masyarakat internasional dalam memberikan dukungan yang memadai.

Tapi Washington, yang tetap menolak untuk mengirim kembali pasukan tempur ke Irak, dan koalisi berkeras mereka memiliki strategi jitu yang ampuh untuk meraih kemenangan, dari serangan udara dikombinasikan dengan ribuan pelatihan pasukan dan 'mendampingi' pasukan Irak.

"Di Irak sekarang kita memiliki strategi yang tepat, kombinasi serangan udara, pelatihan, dan mitra global yang efektif," kata Blinken dalam pertemuan tersebut. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya