PUASA Ramadan yang kini telah memasuki fase ketiga 10 terakhir diyakini terdapat malam kemuliaan atau lailatulkadar. Kalangan muslim yang berpuasa mesti memaknainya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya untuk meraih malam penuh berkah tersebut.
"Ibadah di malam lailatulkadar akan dilipatgandakan pahalanya sehingga lailatulkadar biasa disebut dengan night of power," kata Ustaz Adiwarman Karim di sela peluncuran website wakaf Alquran APP Sinar Mas bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Jakarta, kemarin.
Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu menjelaskan lailatulkadar berarti malam berdesak-desakan karena semua malaikat turun ke bumi hingga jumlahnya jutaan malaikat. Malam itu juga istimewa lantaran penghulu malaikat yakni Jibril ikut turun ke bumi. "Sebenarnya sejak berhentinya wahyu dan Rasulullah SAW wafat boleh dikatakan malaikat Jibril purnatugas alias pensiun. Namun, khusus malam lailatulkadar ia diperintahkan Allah turun ke bumi menjenguk hamba Tuhan yang beribadah di bulan Ramadan," cetusnya.
Bahkan, lailatulkadar tertuang di Alquran Surah Al Qadr ayat 1-5 yang berbunyi, "Sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbit fajar."
Turunnya ayat itu juga ada kisahnya, yakni setelah ada protes para sahabat Nabi Muhammad bahwa umat dan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW banyak berumur panjang dan saleh-saleh. "Jadi turunlah ayat Al Qadr itu untuk menghibur sahabat Nabi Muhammad bahwa dengan beribadah pada lailatulkadar akan mendapatkan kemuliaan," cetusnya.
Adiwarman menerangkan, karena malam itu penuh kemuliaan, lailatulkadar disebut night of power. Berbagai pahala kebaikan dilipatgandakan hingga 1.000 bulan atau 83 tahun. "Karena itu, manfaatkan malam lailatulkadar yang hanya ada setahun sekali dengan beribadah intensif di masjid berupa iktikaf dan berzikir," tambah dia.
Ia mengutip sebuah hadis, yakni "Barang siapa yang menghidupkan malam lailatulkadar dengan salat malam atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni."
lailatulkadar juga sebagai malam ditetapkannya takdir manusia berupa ajal dan rezeki. "Jadi janganlah kita bermaksiat pada malam mulia itu, hindari dan tingkatkan amal baik agar takdir baik menyertai kita hingga takdir ajal tiba," terangnya.
Berbakti Selain beriktikaf di masjid dan berbuat kebaikan lainnya pada malam kemuliaan itu, Adiwarman mengingatkan pentingnya berbakti kepada kedua orangtua. "Saya kira percuma jika kita tadarusan dan iktikaf untuk menggapai lailatulkadar, tapi tidak berbakti pada kedua orangtua kita," ujar dosen ekonomi syariah di dalam dan luar negeri itu.
Dia mengingatkan perintah Allah SWT di sejumlah surah Alquran bahwa seorang anak mesti birrul walidain atau berbuat baik pada orangtuanya. Bahkan, Rasulullah SAW dalam hadis menyebutkan perbuatan amat mulia selain berjihad ialah berbakti pada ibu hingga tiga kali lebih utama, barulah kemudian kepada sang ayah. (H-2)