Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Sinabung kembali Luncurkan Awan Panas

YN/Ant/N-4
10/2/2015 00:00
Sinabung kembali Luncurkan Awan Panas
(ANTARA/Endro Lewa)
GUNUNG Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatra Utara, kembali meluncurkan awan panas. Hingga kemarin, telah tercatat 19 kali luncuran awan panas dengan jarak terjauh sepanjang 4,5 kilometer.

Data Pos Pengamatan Gunung Sinabung menunjukkan luncuran awan panas mengalami peningkatan pada Minggu (8/2) hingga kemarin.

Luncuran awan panas terbesar pada Senin (9/2) terjadi pukul 07.36 WIB dan 07.41 dengan jarak luncur 4,5 km ke arah selatan. "Untuk hari ini (Senin, 9/2) memang ada kecenderungan jumlah awan panas lebih banyak jika dibandingkan dengan hari sebelumnya," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Sinabung Imam Santoso, kemarin.

Luncuran awan panas itu juga menimbulkan kolom debu setinggi 3,5 kilometer, yang kemudian dihembuskan angin ke arah barat.

Sementara itu, untuk aktivitas kegempaan dalam 12 jam terakhir, telah terjadi gempa guguran sebanyak 101 kali, 15 kali gempa frekuensi rendah, serta 2 kali gempa hibrida.

Gunung Sinabung juga masih menunjukkan aktivitas tremor dengan amplitudo 1 hingga 8 milimeter. Hingga sekarang ini, status Gunung Sinabung masih siaga (level tiga).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menerapkan imbauan agar mengosongkan wilayah sekitar gunung dalam radius 3 kilometer untuk wilayah selatan dan 5 kilometer untuk wilayah tenggara.

Para pengungsi hingga kini masih bertahan di pos-pos pengungsi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya, menyebutkan para pengungsi bertahan di pengungsian karena lahan pertanian mereka tidak bisa diolah lantaran tertutup oleh debu vulkanis. 

Untuk itu, BNPB mengajak Institut Pertanian Bogor (IPB) agar bisa menyediakan program pendidikan khusus penanggulangan bencana di sektor pertanian. 

Menurutnya, persoalan bencana tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan materi. Seperti di Sinabung saat ini, sebanyak 2.443 orang dari 795 kepala keluarga pengungsi membutuhkan bantuan di bidang pertanian.

Sutopo menambahkan sejumlah perguruan tinggi sudah terlibat dalam menangani masalah Sinabung sesuai dengan dengan keahlian.

"IPB menguasai pertanian, tahu bagaimana cara penanganan dini pertanian di daerah yang terkena bencana, melakukan perhitungan kerugian dan membuat ekonomi produktif kembali," ujarnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya